Sunday, 24 May 2015
pengertian dan jenis-jenis knowlegde manegemen dan knowlegde wokers
Pengertian Knowledge Management
Manajemen pengetahuan (knowledge management)
ialah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan
untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan
pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam
organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan
ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama,
peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih
tinggi.
Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi
pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam
tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu
memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang memainkan
peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas
kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga
jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.
Pada perkembangan ini menunjukan makin cepatnya
perubahan dalam segala bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta
perkembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas
telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi
agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas sumber daya
manusia (SDM) merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan tersebut,
dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan
SDM.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan
menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang
terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti pendidikan memainkan peran
penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya
kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan
organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang
berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus
dilakukan dalam konteks tersebut.
Jenis Penerapan Knowledge Management
Perbedaan yang paling signifikan di antara jenis
knowledge ialah tacit versus explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Di dalam
organisasi explicit knowledge tidak menjadi masalah karena mudah didokumentasikan,
diarsipkan, dan diberi kode. Di lain pihak, tacit knowledge merupakan suatu
tantangan tersendiri karena pengetahuan sering kali dirasakan sangat berharga
untuk dibagikan dan digunakan dengan cara yang tepat. Pemahaman akan perbedaan
kedua jenis knowledge ini sangatlah penting, dan yang perlu diperhatikan juga
adalah aplikasinya dengan cara yang berbeda untuk memindahkan jenis knowledge
yang berbeda.
1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal,
dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan
dikomunikasikan (Carrillo et al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam
bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang terdapat dalam benak orang-orang yang
bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara
umum dijabarkan sebagai:
1.Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari kejadian langsung dan
pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan
(story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge
dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang
diperoleh dari individu (perorangan).
1.1. Personal Knowledge
Menurut Berkeley (1957, p. 23) pengetahuan
manusia bermula pada saat orang mendapatkan ide dimana kesan tersebut muncul
dari perasaan dan sistem kerja pikiran atau dengan kata lain ide dibentuk
dengan bantuan dari memori dan imajinasi yang menambah, membagi, mengungkapkan
perasaan sebenarnya.
Selanjutnya menurut Bahm (1995, p. 199)
penelitian pada sifat dasar pengetahuan seketika mempertemukan perbedaan antara
knower dan known, atau seringkali diartikan dalam istilah subject dan object,
atau ingredient subjective dan objective dalam pengalaman. Pengalaman yang
diperoleh tiap karyawan tentunya berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi
yang tidak dapat diprediksi. Definisi experience yang diambil dari kamus bahasa
Inggris adalah the process of gaining knowledge or skill over a period of time
through seeing and doing things rather than through studying. Yang artinya
proses memperoleh pengetahuan atau kemampuan selama periode tertentu dengan
melihat dan melakukan hal-hal daripada dengan belajar.
Davenport dan Prusak dalam Martin (2010, p. 2)
mendefinisikan personal knowledge is a fluid mix of framed experience, values,
contextual information and expert insight that provides a framework for
evaluating and incorporating new experiences and information.” Secara garis
besar, berarti gabungan dari pengalaman, nilai – nilai, informasi kontekstual,
dan wawasan luas yang menyediakan sebuah kerangka pengetahuan untuk
mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman – pengalaman dan informasi yang baru.
Menurut Martin (2010), personal knowledge
didapat dari instruksi formal dan informal. Personal knowledge juga termasuk
ingatan, story-telling, hubungan pribadi, buku yang telah dibaca atau ditulis,
catatan, dokumen, foto, intuisi, pengalaman, dan segala sesuatu yang
dipelajari, mulai dari pekarangan hingga pengembangan nuklir.
2. Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan
sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004).
Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada saat tacit knowledge dapat dikontrol
dalam benak seseorang, explicit knowledge justru harus bergantung pada
pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu semua pengetahuan berakar
dari tacit knowledge. Secara umum explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai:
1. Dapat diucapkan secara tepat dan resmi
2. Mudah disusun, didokumentasikan, dipindahkan,
dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah
karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang
didokumentasikan, sehingga setiap karyawan dapat mempelajarinya secara
independent.
2.1 Job Procedure
Secara terpisah pengertian job adalah a
responsibility, duty or function, dan procedure adalah a formal or official
order or way of doing things. Jadi pengertian job procedure atau prosedur kerja
adalah tanggung jawab atau tugas yang bersifat formal atau perintah resmi atau
cara melakukan hal-hal. Berdasarkan pernyataan Anshori selaku pihak yang
mencetuskan knowledge management, salah satu bentuk konkret dari explicit
knowledge adalah Standard Operation Procedure.
Standard Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan
dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas dan hasil kerja. Dengan menggunakan
Standard Operation Procedure maka tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan,
juga tamu akan terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Disamping itu
Standard Operation Procedure diciptakan agar para tamu merasa nyaman dalam
mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Standard Operation Procedure
sendiri dalam pelaksanaannya sangat fleksibel karyawan dapat memberikan masukan
berdasarkan pengetahuan yang didapat.
Lebih lanjut menurut Sulastiyono (2001, p. 244)
Standard adalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan derajat kesesuaian suatu
produk, dibandingkan dengan harapan-harapan tamu. Oleh sebab itu, agar suatu
jenis pekerjaan dapat menghasilkan produk yang standard dari waktu ke waktu,
maka cara-cara mengerjakan untuk menghasilkan produk tersebut juga harus
dilakukan dengan cara-cara yang standard pula. Yang dimaksudkan dengan produk
yang standard adalah:
1. Memiliki derajat kesesuaian untuk pemakai.
2. Setiap jenis produk yang dihasilkan untuk
digunakan, secara konsisten memiliki spesifikasi yang sama.
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh
dengan adanya atau digunakannya Standard Operation Procedure adalah:
1. Mempunyai nilai sebagai alat atau saluran
komunikasi bagi manajemen dengan para staf dan para pelaksananya. Melalui
Standard Operation Procedure, seluruh staf dan karyawan akan mengetahui secara
jelas, berusaha untuk memahami tentang tujuan dan sasaran, serta kebijakan dan
prosedur kerja perusahaan. Dengan demikian setiap orang dalam organisasi akan
menerima pesan yang jelas dari Standard Operation Procedure tersebut.
2. Standard Operation Procedure juga dapat
digunakan sebagai alat atau acuan untuk melaksanakan pelatihan baik bagi para
staf dan karyawan, serta bagi karyawan baru.
3. Standard Operation Procedure dapat mengurangi
waktu yang terbuang, dengan demikian diharapkan akan meningkatkan produktivitas
kerja baik bagi manajemen ataupun bagi para staf dan karyawan. Apabila tidak
tersedia manual pekerjaan, maka bila terjadi sesuatu kesulitan dalam
menyelesaikan pekerjaan harus dicari dahulu jalan pemecahannya, atau
didiskusikan dahulu dengan rekan sekerja dan atasannya, dan ini berarti
membuang waktu. Lain halnya bila cara penyelesaiannya sudah tersedia secara
tertulis, maka akan lebih cepat pelaksanaanya dan waktu lebih banyak dihemat,
serta dapat lebih dimanfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan lain.
4. Dengan dibantu oleh pengawasan yang
dilaksanakan dalam proses pekerjaan, maka Standard Operation Procedure dapat
dilaksanakan secara lebih konsisten, dan menjamin terciptanya produk yang
standar, sekalipun dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda dan waktu
pelaksanaan yang tidak bersamaan.
2.2 Technology
Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang
terdapat pada knowledge management, dikenal sebagai media yang mempermudah
penyebaran explicit knowledge. Berdasarkan pernyataan Gillingham dan Roberts
(2006) awal mulanya knowledge management digerakkan oleh teknologi, khususnya
explicit knowledge yang lebih mudah disusun. Menurut Marwick (2001) teknologi
bukanlah hal baru dalam knowledge management, dan pengalaman yang telah
dibentuk oleh para ahli sebelumnya menjadi bahan pertimbangan terbentuknya
teknologi itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu teknologi yang
mendukung knowledge management akan selalu berkembang dalam bentuk
sistem-sistem yang mempermudah proses penyebaran knowledge. Salah satu
teknologi paling mutakhir yang saat ini digunakan oleh banyak perusahaan
untukproses penyebaran knowledge adalah intranet, dimana hal ini didasarkan
pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan melakukan kolaborasi, komunikasi
serta sharing knowledge secara ”on line”. Intranet merupakan salah satu bentuk
teknologi yang diterapkan di Surabaya Plaza Hotel. Intranet atau yang disebut
juga internal internet menawarkan kesempatan untuk menggunakan telekomunikasi
yang maju yang telah dikembangkan dari internet. Menurut pendapat Merali
peralatan seperti intranet dan internet dianggap sebagai sistem knowledge management
yang utama untuk menjalankan dan mendukung forum diskusi dan praktek (1999).
Intranet bukan merupakan jaringan tunggal juga bukan merupakan perangkat yang
menghubungkan jaringan-jaringan seperti internet. Nama intranet digunakan
sebagai perwujudan dimana standar dan alat- alat dikembangkan dalam internet
digunakan untuk menyimpan dan mengirim data perusahaan kepada pengguna dalam
jaringan internal
Elemen Pokok Knowledge
1. People
Yang berarti Knowledge Management berasal dari
orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada
orang tidak akan ada knowledge.
2. Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar,
konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3. Processes
Yang terdiri dari menangkap, menyaring,
mengesyahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge ke seluruh
perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses tertentu.
Tujuan Penerapan Knowledge Manajemen
Implementasi knowledge management atau manajemen
pengetahuan akan memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan
baik secara langsung maupun tidak langsung, beberapa manfaat knowledge
management atau manajemen pengetahuan bagi perusahaan antara lain:
Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya
sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudah
untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga
perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan
akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya,
sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan perusahaan akan
meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih
luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
Kemampuan beradaptasi. Perusahaan akan dapat
dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah
ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan,
sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.
Kembali dengan topik Guilty Pleasure. Kali ini
saya mencoba mengangkat apa itu knowledge worker. Beberapa hari belakangan ini,
ada beberapa pertanyaan dari teman dan beberapa rekan kerja, tentang mengapa
saya sering menggunakan kata-kata ini, dan terkadang saya juga melabeli diri
dengan kata ini :8.
Langsung saja saya mulai dengan definisi dari
knowledge worker, menurut Paul L. Tobing dalam bukunya “Knowledge Management :
Konsep, Arsitektur, dan Implementasinya” knowledge worker merupakan inti dan
penggerak utama suatu organisasi yang berbasiskan knowledge.
Knowledge worker
adalah orang-orang yang memilki kompetensi tinggi, dinamis, dan memiliki daya
yang tinggi untuk mempelajari dan memahami isu-isu baru serta menciptakan
peluang yang positif pada setiap situasi baru. Knowledge worker bekerja tidak
berbasiskan skill teknis yang biasa dipergunakan untuk pekerjaan rutin dan
berulang, tetapi learning skill dan learning capability yang mereka miliki,
memungkinkan mereka tetap inovatif dalam berbagai situasi yang berubah dengan
cepat.
Knowledge worker bekerja berdasarkan otak dan
jiwa bukan dengan tangan dan otot, mereka terdidik dan berpengalaman. Dalam
pekerjaannya mereka akrab dengan teknologi informasi, karena sehari-hari mereka
diisi dengan mengakses, mengolah, menganalisis, menyimpan, dan mentransfer data
dan informasi. Mereka mampu mengaplikasikan informasi dan knowledge yang
bersifat teori dan analitik. Mereka melihat pekerjaan sebagai suatu sumber
kepuasan dan sebagai tempat berkreasi dan berproduksi. Walaupun mereka
mengaplikasikan sudah memiliki pendidikan tinggi, namun mereka tetap belajar
secara fleksibel sepanjang hidup mereka, serta menyukai, terbuka, dan mudah
menyesuaikan diri dengan ide-ide baru. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan
mereka memiliki beberapa karir sepanjang hidupnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment