Tuesday, 26 May 2015
Knowledge Management, Pengertian dan Manfaat bagi Organisasi
Dewasa ini pengetahuan (knowledge) merupakan dasar dari
efektivitas dan efisiensi operasi bisnis perusahaan yang juga menjadi pendukung
daya saing perusahaan dalam berkompetisi. Sifat dari pengetahuan yang masih
implisit dan dimiliki oleh individu-individu perusahaan tersebut dapat
saja hilang dari lingkungan perusahaan dikarenakan oleh mutasi kerja, pindah
kerja ke perusahaan lain yang menjadi kompetitor bahkan mungkin kematian.
Karena pengetahuan diperoleh melalui proses pembelajaran dan pengalaman yang
cukup panjang dalam sebuah perusahaan oleh setiap individu yang tergabung di
dalamnya, maka jika sebuah perusahaan kehilangan pengetahuan tersebut akan
menjadi sebuah kerugian yang sangat besar dikarenakan investasi pengetahuan
yang dilakukan oleh perusahaan hilang. Oleh karena itulah sebuah manajemen
pengetahuan perlu diterapkan dalam setiap perusahaan baik bisnis maupun tidak
agar setiap pengetahuan yang dimiliki oleh entitas perusahaan terakomodasi
secara tepat dan dapat dimanfaatkan di kemudian hari.
I. Definisi
Knowledge Management atau Manajemen Pengetahuan
Knowledge Management (KM) dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sisi yaitu secara
operasional dan strategis. Knowledge
Management secara operasional artinya manajemen pengetahuan merupakan
aktifitas perusahaan atau organisasi dimana terjadi pengembangan dan
pemanfaatan pengetahuan, sedangkan knowledge
management secara strategis artinyamanajemen
pengetahuan merupakan
langkah untuk memantapkan setiap organisasi atau perusahaan sebagai perusahaan
yang berbasis pengetahuan. Berikut ini merupakan definisi-definisi tentang knowledge management (KM) :
1. HarvardCollege
(1999)
Knowledge Management merupakan suatu proses terformat dan terarah dalam mencerna
informasi yang telah dimiliki suatu perusahaan dan mencari apa yang dibutuhkan
oleh masing-masing individu didalam perusahaan tersebut untuk kemudian
memfasilitasinya agar mudah diakses dan selalau tersedia bilamana dibutuhkan”
(Sembel & Santoso,
2002 ,hal 195 ).
2. Amrit
Tiwana
Knowledge Management merupakan pengelolaan pengetahuan secara terorganisasi untuk membuat nilai bisnis dan membangkitkan keuntungan yang bersaing”
Knowledge Management merupakan pengelolaan pengetahuan secara terorganisasi untuk membuat nilai bisnis dan membangkitkan keuntungan yang bersaing”
(Tiwana, 2000, hal 5).
3. Kirk
Klassio
Knowledge Management merupakan kemampuan untuk membuat dan menguasai nilai tinggi
dari inti persaingan bisnis”
(Tiwana, 2000, hal 5).
II. Pengertian Umum
Mengenai Knowledge Management
Knowledge Management atau
manajemen pengetahuan dapat diartikan sebagai satu kesatuan manifestasi orang,
proses dantool (teknologi) untuk mendukung proses pembuatan, pembauran,
penyebaran dan penerapan pengetahuan itu sendiri. Pembuatan (creation) pengetahuan adalah
proses perbaikan dari pengetahuan yang ada melalui proses pengalaman
yang ada. Biasanya proses ini terjadi ketika ada deteksi kesalahan dan
perbaikannya. Lesson learned merupakan salah satu contoh output dari pembuatan pengetahuan. Pembauran (assimilation)pengetahuan merupakan proses pengumpulan yaitu proses penyimpanan pengetahuan yang dibuat dengan pengetahuan yang sudah ada di organisasi atau perusahaan. Penyebaran (dissemination) pengetahuan merupakan proses pengambilan dan penyebaran pengetahuan untuk dipergunakan dalam proses pengalaman yang lainnya. Penerapan (application) pengetahuan merupakan proses pemanfaatan pengetahuan untuk mebantu penyelesaian masalah yang sedang dihadapi organisasi atau perusahaan. Knowledge Management atau manajemen pengetahuan sejatinya merupakan proses yang terus-menerus harus dilakukan sehingga proses tersebut akan menjadi satu budaya dari perusahaan tersebut, dan akhirnya perusahaan akan membentuk perusahaan yang berbasis pada pengetahuan (knowledge basic).
yang ada. Biasanya proses ini terjadi ketika ada deteksi kesalahan dan
perbaikannya. Lesson learned merupakan salah satu contoh output dari pembuatan pengetahuan. Pembauran (assimilation)pengetahuan merupakan proses pengumpulan yaitu proses penyimpanan pengetahuan yang dibuat dengan pengetahuan yang sudah ada di organisasi atau perusahaan. Penyebaran (dissemination) pengetahuan merupakan proses pengambilan dan penyebaran pengetahuan untuk dipergunakan dalam proses pengalaman yang lainnya. Penerapan (application) pengetahuan merupakan proses pemanfaatan pengetahuan untuk mebantu penyelesaian masalah yang sedang dihadapi organisasi atau perusahaan. Knowledge Management atau manajemen pengetahuan sejatinya merupakan proses yang terus-menerus harus dilakukan sehingga proses tersebut akan menjadi satu budaya dari perusahaan tersebut, dan akhirnya perusahaan akan membentuk perusahaan yang berbasis pada pengetahuan (knowledge basic).
III. Tipe Manajemen
Pengetahuan (Knowledge Management)
Banyak perusahaan dan pakar mencoba untuk mengklasifikasikan knowledge management yang
sudah dilakukan di dalam perusahaan-perusahaan, bahkan ada perusahaan seperti
Xerox melalui Chief Knowledge
Officer (CKO), telah mengumpulkan semua studi kasus dan informasi
mengenai proyek manajemen pengetahuan perusahaan, hal ini dilakukan untuk
mencari bentuk atau tipe manajemen pengetahuan atau knowledge management yang
tepat untuk diterapkan di dalam perusahaannya secara penuh.
Secara umum proses ini dapat dikategorikan dalam dua bentuk
yaitu knowledge management atau
manajemen pengetahuan yang mencakup semua lini dalam perusahaan dan knowledge management yang
dilakukan dalam satu departemen, bisnis unit atau fungsi bisnis tententu. Dan
pada tahap awal knowledge management atau
manajemen pengetahuan bisa dimulai dari lingkungan yang kecil seperti
departemen, fungsi ataupun unit bisnis, sehingga proses pembudayaan knowledge managementakan lebih mudah
dikontrol dan dievaluasi. Proses knowledge management atau
manajemen pengetahuan dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe yaitu :
1. Mengumpulkan
dan menggunakan ulang pengetahuan terstruktur. Pengetahuan sering
tersimpan dalam beberapa bagian dari output yang dihasilkan organisasi /
perusahaan, seperti disain produk, proposal dan laporan proyek,
prosedur-prosedur yang sudah dimplementasikan dan terdokumentasikan dan
kode-kode software yang mana semuanya dapat dipergunakan ulang untuk mengurangi
waktu dan sumber yang diperlukan untuk membuatnya kembali.
2. Mengumpulkan
dan berbagi pelajaran yang sudah dipelajari (lessons learned) dari
praktek-praktek. Tipe projek ini mengumpulkan pengetahuan berasal dari
pengalaman yang harus diinterpretasikan dan diadopsi oleh user dalam kontek
yang baru. Proyek ini biasanya melibatkan sharing pengetahuan
atau pelajaran melalui database seperti lotus notes.
3. Mengidentifikasi
sumber dan jaringan kepakaran. Projek ini bermaksud
untuk menjadikan kepakaran lebih mudah terlihat dan mudah diakses bagi setiap
karyawan. Dalam hal ini adalah untuk membuat fasilitas koneksi antara orang
yang mengetahui pengetahuan dan orang yang membutuhkan pengetahuan.
4. Membuat
struktur dan memetakan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan
performansi. Projek ini memberikan pengaruh seperti pada proses
pengembangan produk baru atau disain ulang proses bisnis dengan menjadikan
lebih explisit atau
terbuka dari pengetahuan yang diperlukan pada tahap-tahap tertentu.
5. Mengukur
dan mengelola nilai ekonomis dari pengetahuan. Banyak perusahaan
mempunyai aset intelektual yang terstuktur, seperti hak paten, copyright, software licenses dan
database pelanggan. Dengan mengetahui semua aset-aset ini memungkinkan
perusahaan untuk membuat revenue dan biaya untuk perusahaan.
6. Menyusun
dan menyebarkan pengetahuan dari sumber-sumber external.
Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan tidak menentu telah meningkatkan
kepentingan dan kesungguhan pada business
intelligence system. Dalam proyek ini perusahaan/organisasi berusaha mengumpulkan
semua laporan dari luar yang berhubungan dengan bisnis. Dalam projek ini
diperlukan editor dan analis untuk menyusun dan memberikan konteks terhadap
informasi-informasi yang diperoleh tersebut.
IV. Tujuan Penerapan
Knowledge Manajemen
Implementasi knowledge
management atau manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh positif
terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung,
beberapa manfaat knowledge
management atau manajemen pengetahuan bagi perusahaan antara lain:
1. Penghematan waktu dan biaya.
Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan
akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya,
sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
2. Peningkatan aset pengetahuan.
Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk
memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan
perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan
terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
3. Kemampuan beradaptasi.
Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan
bisnis yang terjadi.
4. Peningkatan produktfitas.
Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang
akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.
V. Knowledge
Networks System (KNS)
Knowledge Networks System (KNS) merupakan sistem Knowledge
Management (KM) yang bertujuan mendukung proses peningkatan kompetensi dari
setiap anggota yang terlibat dalam jaringan pengetahuan. KNS secara umum dibagi
kedalam dua modul utama yaitu direktori pengetahuan dan transfer pengetahuan.
Kedua modul ini yang dipadukan untuk mendukung proses peningkatan kompetensi
dari setiap anggota dalam bidang pengetahuan yang menjadi fokus dan interestnya.
Direktori Pengetahuan merupakan klasifikasi dari pengetahuan,
sedangkan transfer pengetahuan merupakan proses yang diadopsi untuk mendukung
proses-proses penyebaran pengetahuan terjadi, seperti pelatihan, forum diskusi,
artikel, chatting, email, kontak langsung kepada pakar. Sehingga KNS dapat
diterapkan dalam bidang apa saja, sesuai dengan interest dari
satu kelompok atau organisasi yang menerapkannya. Karena KNS lebih terfokus
kepada proses peningkatan kompetensi, maka sistem ini lebih cocok diterapkan
dalam lembaga atau departemen yang berhubungan dengan pelatihan, pendidikan dan
juga SDM.
VI. Penciptaan
Pengetahuan
Seperti yang diusulkan Nonaka (1991), sebuah perusahhan yang
ingin menjadi “knowledge-creating
company” haruslah menempatkan proses penciptaan pengetahun
ditengah-tengah strategi sumber daya manusianya (Sembel & Santoso, 2002, hal 45). Ada
dua jenis pengetahuan yang harus dikelola. Pengetahuan explicit (explicit knowledge) yang merupakan salah
satu bentuk pengetahuan yang sangat formal dan sistematis. Pengetahuan explicit adalah pengetahuan yang
telah disusun dalam format tertentu dan biasanya telah terdokumentasi.
Pengetahun jenis ini lebih mudah dikomunikasikan dan didistribusikan.Tacit knowledge, yang terdiri dari
keahlian teknis, know-how dan
dimensi kognitif lainnya seperti model mental, kepercayaan, perspektif,
pengalaman masa lalu. Pengetahuan jenis ini sangat sulit untuk dituangkan dalam
bentuk formal. Oleh karenanya sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang
lain.
Pada dasarnya pengetahuan diciptakan dari pengetahuan yang telah
ada dan Nonaka (1991) memaparkan adanya empat pola dasar penciptaan pengetahun
yang mungkin terjadi di dalam sebuah organisasi, seperti terlihat di gambar
dibawah ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment